Jumat, 14 Oktober 2011

Fitnah Daging Kambing Di Tepis Juice Belimbing


Sate kambing! Saya dulu adalah penggila makanan ini.  Lama nian saya tidak menikmatinya.  Alasan utamanya adalah karena sejak melahirkan saya mengidap penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi.  Saya memang termakan oleh derasnya isu efek samping daging kambing terhadap penderita hipertensi. Ternyata dalam berbagai penelitian tidak ditemukan adanya korelasi positif antara daging kambing dengan tekanan darah tinggi. Namun karena daging kambing memang bersifat panas, agar panasnya tidak mendominasi tubuh, dianjurkan meminum jus belimbing setelah mengonsumsi daging kambing.

Berdasarkan Islam melalui petunjuk Al-Qur'an dan Al Hadist, daging kambing merupakan salah satu makanan terbaik yang disediakan Allah SWT. untuk hamba-Nya dengan khasiat unggul untuk merawat kesehatan, pengobatan serta sebagai bahan baku utama pembentukan sel darah merah.  Bahkan mereka yang melazim-kan mengkonsumsi daging kambing akan terpengaruh kecerdasannya menjadi lebih baik, termasuk moralnya. karena kambing termasuk binatang yang paling baik prilakunya dibanding fauna lainnya.

Sangat disayangkan ternyata sang kambing telah di fitnah.

Faktanya daging kambing memiliki kandungan lemak total, kolesterol, lemak jenuh (saturated fat) yang lebih rendah jika dibandingkan dengan daging lainnya.
Kandungan Protein daging kambing hampir sama dengan daging lainnya, akan tetapi daging kambing memiliki karakteristik yang khas dalam hal lemak jenuh dan kolesterol.
daging kambing memiliki kandungan  lemak jenuh yang lebih rendah dan kandungan lemak mono dan polysaturated yang lebih tinggi. hal ini dapat di lihat apabila setelah daging kambing dimasak akan terlihat lebih banyak cairan lemak yangkeluar menetes.

Hasil analisa menunjukan bahwa daging kambing memiliki lemak 50 % lebih rendah dibandingkan dengan daging sapi.
Menurut Ibnu Qoyim daging kambing bersifat panas, sehingga dapat mencairkan pembekuan dan memanaskan metabolisme yang dingin, terutama apabila dikonsumsi pada musim dingin.

Walhasil setelah membaca artikel kesehatan perihal diatas, Sabtu itu saya bulatkan niat dan tekad (maaf kalau agak lebay) untuk melepaskan kerinduanku pada sate kambing bikinan Pak De di daerah Lenteng Agung. 

Setelah turun dari KRL Commuter Line di stasiun Tanjung Barat, disambung lagi dengan naik kendaraan umum tujuan Depok.  Turun tepat di depan pintu kereta Lenteng Agung.  Letaknya yang dipinggir jalan, menjadi mudah di tempuh dan merupakan pilihan tempat persinggahan yang tepat untuk mereka yang terjebak macet pada sore hari pada saat jam pulang kantor.

Sayapun langsung memesan 1 porsi sate kambing bumbu kecap. Tak lama kemudian pesanan saya datang bertabur irisan cabai rawit, bawang merah dan tomat segar, beserta nasi putih hangat mengepul.  Tanpa basa basi sayapun melahapnya. Potongan dagingnya yang tebal, bertekstur lembut dan empuk, wangi khas sate kambing muda “balibu” (bawah lima bulan) berbumbu kecap serta lemak yang terselip di tengah-tengah daging, membuat rasa yang bercampur di dalam lidah saya menjadi sophisticated. Sebanding dengan harganya IDR 28.000,- per porsi.  
Tak terasa 10 tusuk pun langsung habis. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar