Senin, 11 Januari 2010

Semur Jengkol/Ati Maung


Resep masakan dan tulisan dibawah ini adalah hasil kompilasi dari peninggalan leluhur, pengalaman pribadi, buku resep dan goggling.

Jering atau Jengkol atau Pithecollobium Jiringa atau Pithecollobium Labatum adalah tumbuhan khas di wilayah Asia Tenggara, termasuk yang digemari di Malaysia, Thailand dan Indonesia terutama di wilayah Jawa Barat yang seharinya dikonsumsi ±100 ton. Jengkol termasuk tanaman polong-polongan. Buahnya berupa polong dan bentuknya gepeng berbelit, berwarna lembayung tua. Biji buah berkulit ari tipis dengan warna coklat mengilap. Jengkol dapat menimbulkan bau tidak sedap setelah diolah dan diproses oleh pencernaan.

Bau yang berlebihan tersebut dapat dibuang saat direndam dan direbus, selain supaya biji jengkol tersebut menjadi lunak. Bau jengkol akan muncul lagi saat membuang air seni.

Selain itu jengkol akan menyisakan zat yang disebut asam jengkolat (jencolid acid) dalam sistem pencernaan yang dibuang ke ginjal yang disebut jengkoleun atau jengkolan. Jengkolan terjadi saat asam jengkolat yang memang sulit larut dalam air akhirnya mengendap dalam ginjal, membentuk kristal padat hingga bisa berakibat sulit membuang air seni. Jika pH darah kita netral, asam jengkolat aman-aman saja, tapi jika cenderung asam (pH kurang dari 7), asam jengkolat membentuk kristal tak larut.

Risiko terkena jengkolan ini tidak tergantung pada banyaknya jengkol yang dikonsumsi, tetapi bergantung pada kerentanan tubuh seseorang. Orang yang rentan, mengkonsumsi sedikit jengkol saja dapat menyebabkan terjadinya jengkolan. Apa yang mempengaruhi kerentanan seseorang terhadap asam jengkolat belum jelas, tapi diduga akibat faktor genetik dan lingkungan.

Ada cara buat menghilangkan bau jengkol agar tidak jengkolan yang saya dapat dari beberapa nara sumber.
1) Rendam jengkol 1 hari 1 malam,
2) Buang airnya, cuci bersih lalu rebus dengan tambahan daun jambu biji dan abu gosok sampai empuk, angkat, keprek dan kupas.
3) Setelah itu rendam di air bersih kira-kira 2 jam
4) Ganti airnya dengan air bersih, rendam lagi kira-kira 1 jam
5) Ganti lagi dengan air bersih dan rendam kira-kira 1 jam lagi
6) Tiriskan
7) Panaskan minyak goreng kira-kira 3 sendok sayur ukuran sedang. Setelah panas, masukkan jengkol sambil diaduk-aduk/dibolak-balik selam 5-10 menit. Angkat.
8) Jengkol siap dimasak menjadi rendang, balado atau semur nan lezat
Selain untuk menghilangkan bau juga untuk menghilangkan racun yang ada pada jengkol yang bisa menyebabkan JENGKOLAN.

Jengkol ternyata juga berkhasiat untuk mencegah diabetes dan baik untuk kesehatan jantung. Tanaman jengkol sendiri diperkirakan mempunyai kadar penyerapan air yang tinggi dari dalam tanah.

BAHAN :
1 kg jengkol tua/ranum
Air untuk merebus
4 sendok sayur ukuran sedang minyak goreng
Kecap sesuai selera
2 sdm gula pasir
Garam secukupnya
Penyedap rasa

BUMBU :
20 siung bawang merah buat menjadi bawang goreng
5 siung bawang merah iris (untuk ditumis)
12 siung bawang putih
10 butir kemiri
1 sdm peres ketumbar
1 sdt peres merica
1/2 sdt jinten
3-4 lbr daun salam
1 ruas jempol lengkuas, keprek
1 ruas jempol jahe, keprek
1 batang serai (ambil bagian putih saja), keprek
Haluskan bawang putih, kemiri, ketumbar, merica dan jinten

CARA MEMBUAT :
Panaskan minyak goreng, setelah panas masukkan bawang merah yang telah diiris tumis.
Setelah harum masukkan bumbu halus
Masukan daun salam, lengkuas, jahe dan serai
Masukkan jengkol
Masukkan kecap, gula pasir dan air
Tambahkan garam dan penyedap rasa sesuai selera
Masak hingga matang dan kuah menjadi kental kecoklatan
Sajikan dengan taburan bawang goreng

SELAMAT MENCOBA!!!

Dapur Sejuta Makna


Aktivitas di dapur memang terkesan tak berharga dan tak nyaman jika dibandingkan dengan aktivitas di ruang tamu, kamar tidur, dan ruang keluarga. Para feminist banyak mengkritik kegiatan di dapur ini sebagai tempat yang memerangkap perempuan pada rutinitas pekerjaan domestic. Apapun, toh sampai kini peran domestik perempuan tak pernah dilepaskan dari aktivitas dapur, selain kasur dan sumur. Dari dapurlah keahlian seorang istri diukur dan didinilai. Perempuan yang mumpuni adalah perempuan yang bisa memasak dengan baik.

Bagi masyarakat tradisional Jawa, dapur menjadi simbol eksistensi sebuah rumah tangga. Sebuah rumah tangga akan dianggap mandiri jika ia memiliki dapur sendiri. Kitchen becomes a significant unit symbolizing a household, kata Koentjaraningrat (1976). Dapur adalah representasi bakti seorang istri kepada suaminya. Melalui masakan seorang istri “berbicara” untuk mengungkap berbagai perasaan dan gejolak pikirannya.

Dapur mampu memberikan gambaran kondisi sebuah keluarga secara umum dan dinamika kehidupan rumah tangga pemiliknya. Dari dapurlah tercipta suasana rumah yang harmonis dan menyenangkan.

Kalau dulu ketika gadis remaja “jabatan” saya di dapur hanya sekedar “trainee”, maka setelah menikah secara otomatis jabatan saya naik menjadi “manajer”.
Dapur bagi saya memiliki sejuta makna. Dapur adalah bukti “kekuatan” saya dalam rumah tangga. Sayalah “manajer” dalam mempersiapkan hidangan untuk seluruh keluarga saya. Symbol eksistensi saya sebagai perempuan, ajang saya mengaktualisasikan diri dalam rumah tangga saya. Ruang ekspresi juga sarana membangun citra diri saya sebagai istri dan ibu bagi anak-anak saya. Dapur adalah representasi cinta dan bakti saya kepada suami dan anak-anak khususnya. Representasi cinta saya kepada keluarga besar, handai taulan, sahabat dan teman yang sekali waktu bertandang ke rumah saya. Perekat tali silaturahmi antar tetangga yang terkadang kebagian juga mencicipi masakan saya …


Tulisan ini saya dedikasikan untuk:
(alm.) Embah, atas kesabaran dan ketelatenannya di dapur. Hingga kini cita rasa masakannya tetap tiada duanya
(alm.) Bapak, atas kritik dan pujiannya sewaktu saya masih gadis remaja dan baru belajar memasak
Mbak Ndari, atas semangat kenekatannya telah membuatnya menjelma dari gadis yang tidak bisa memasak menjadi ibu yang “terpaksa” bisa memasak (hehehehehe …)
Mbak Yuyun, atas masakan-masakannya yang endang bambang gurindang dan selalu menjadi inspirasi untuk saya
Dek Niken, atas telephon-telephonnya untuk sekedar menanyakan resep masakan saya
Arin, atas pujian untuk masakan Dede’
Anak-anakku Uma, Tia dan Raihan, merekalah sumber saya untuk terus melakukan inovasi-inovasi dalam memasak (lebay …)

Sabtu, 09 Januari 2010

[1] Blighted Ovum


Begitu banyak pelajaran hidup dan pengalaman “menakjubkan” yang aku dapat sewaktu 8 (delapan) bulan mengandung anak bungsuku Raihan Abipraya. Apapun yang terjadi sewaktu aku mengandungnya, susah, senang, sedih dan bahagia adalah sebagian dari ketentuan Illahi. Sebagai umat Islam aku melihatnya sebagai pahala kifaraah (meluruhkan dosa-dosa kaum Hawa jika dia pernah melakukan dosa di masa-masa yang lalu). Bukankah Islam senantiasa mengasihi umatnya dan setiap keuzuran atau kesakitan yang ditimpakan kepada umatnya yang diterima dengan hati yang ridha akan menyebabkan dosa mereka yang lampau luruh dan digantikan dengan pahala. Subahanallah …
Maka yang aku rasakan sewaktu mengandung si bungsu Raihan Abipraya adalah cinta Allah yang teramat besar kepadaku. Semoga Allah meluruhkan dosa-dosaku yang telah lalu … Amin …

Tulisan sederhana ini aku harap dapat menjadi bukti betapa Allah Sang Maha Pencipta adalah Maha Besar, Maha Pemberi Hidup, Maha Mendengar, Maha Mengabulkan, serta Ar-Rahmaan Ar-Rahiim …
Tulisan ini (lagi-lagi) adalah juga destinasi cintaku pada ibu, suami, anak-anak, kakak2, adik2, keponakan2, seluruh keluarga besar, handai taulan, sahabat dan teman yang selalu ada disaat aku membutuhkan keberadaan mereka.

Ada hal yang paling membahagiakan dari sebuah keluarga, yaitu kehadiran seorang anak di tengah-tengah mereka, sebagai amanah sekaligus fitnah.
Walau aku sudah memiliki Uma dan Tia, namun aku sangat mendambakan dapat merasakan nikmatnya mengandung dan melahirkan seperti seorang ibu pada umumnya. Begitu pula ibuku yang telah lama menunggu cucu dariku secara kakak-kakak dan adik-adikku sudah memberinya 21 orang cucu.

Maka ketika Allah (yang Maha Mendengar, Maha Mengabulkan, Maha Pencipta, Maha Menghidupkan, Yang Mengadakan dari Tiada, Yang Membuat Bentuk, Yang Kehendaknya Tidak Dapat Diingkari) mendengar dan mengabulkan doaku … aku amat sangat bersyukur hingga air mata tak terasa menitik karena begitu bahagia … (Segala puji bagi Allah yang dengan kemuliaan dan kebesaran-Nya, semua kebaikan menjadi sempurna)

Pelajaran tentang hidup itu berawal pada tanggal 17 Maret 2005 ketika aku dinyatakan postif hamil oleh dr. Bambang Fajar Nurcahyono SpOG. Seorang dokter senior, komunikatif dan bertangan dingin yang berpraktek di RS Marinir Cilandak.

Menilik usia (saat itu usiaku 36 tahun), menurut kesehatan aku adalah ibu hamil yang termasuk golongan kehamilan dengan resiko tinggi. Oleh karenanya sangat penting bagiku untuk melakukan ANC atau pemeriksaan kehamilan secara teratur, yang bermanfaat untuk memonitor kesehatanku dan bayi yang aku kandung, sehingga bila terdapat permasalahan dapat diketahui secepatnya dan diatasi sedini mungkin. Aku juga dianjurkan untuk hidup dengan cara yang lebih sehat, serta makan makanan yang bergizi sesuai kebutuhan selama kehamilan.

Walaupun belum terlihat perubahan yang nyata pada tubuhku. Namun aku mulai merasakan perubahan yang terjadi pada umumnya pada tubuh ibu hamil di trimester pertama (0 – 12 minggu) kehamilan seperti :
PEMBESARAN PAYUDARA
SERING BUANG AIR KECIL
KONSTIPASI (kesulitan untuk buang air besar)
MORNING SICKNESS-MUALMUNTAH
MERASA LELAH
SAKIT KEPALA
PUSING
KRAM PERUT
MELUDAH
EMOSIONAL
PENINGKATAN BERAT BADAN

Mengikuti anjuran dokter untuk melakukan ANC atau pemeriksaan kehamilan secara teratur, maka memasuki usia kandungan 2 (dua) bulan aku kembali memeriksakan kehamilanku ke dr Bambang Fajar Nurcahyono SpOG di RS Marinir Cilandak.
Namun betapa terkejutnya aku ketika hasil pemeriksaan mendeteksi aku mengalami Kehamilan Kosong istilah kedokterannya Blighted Ovum. Blighted ovum adalah suatu kehamilan tanpa dijumpai adanya pertumbuhan embrio.

Mendengar itu nyawaku terasa melayang dari tubuh, lemas seluruh persendian, dadaku sesak menahan tangis …
Namun dr Bambang tetap memberi aku semangat dan harapan lalu menganjurkan aku untuk menunggu perkembangan selanjutnya di bulan ke 3 (tiga).

Lalu bagaimana aku dan suamiku mampu melalui ujian ini? Bagaimana pula dukungan dari seluruh keluarga, handai taulan, para sahabat dan teman ?

Tunggu jawabannya di tulisan aku selanjutnya …

Note:
Mohon maaf bila terdapat kesalahan dalam penulisan tentang istilah kedokteran & istilah agama hal ini semata karena keterbatasanku sebagai manusia belaka.

Rabu, 06 Januari 2010

Liburan Murah Menyenangkan


Sebenarnya untuk liburan kali ini kami merencanakan banyak hal untuk membuat anak-anak merasa senang. Anggap saja sebagai hadiah dari usaha keras mereka mendisiplinkan diri untuk belajar, belajar dan belajar selama semester ganjil ini.

Manusia hanya bisa berencana Tuhan juga yang menentukan. Pepatah yang mencerminkan kepasrahan manusia terhadap kejadian yang tak pernah diduga sebelumnya itu pantas disandangkan kepada keluargaku. Bagamaimana tidak? Tas & sepatu anak-anak yang pengeluarannya dianggarkan setahun sekali harus dikeluarkan semester ini. Anak perempuanku harus berganti kacamata karena ukuran minus dan silindernya bertambah. Dana yang rencananya dipergunakan untuk liburan tersedot ke pengeluaran tak terduga tersebut. Alhamdulillah semua bisa teratasi. Terima kasih juga untuk suamiku tercinta.

Melihat anak-anak di rumah saja menghabiskan liburan mereka, kasihan juga rasanya. Kasih sayang pada anak memang lebih besar tinimbang rasa kasih sayang pada isi dompet. Jadilah minggu terakhir liburan kemarin kami menanyakan kepada anak-anak ingin kemana penghujung liburan ini. Si sulung ingin melihat air mancur indah di Grand Indonesia, si tengah ingin ke museum, si bungsu ingin naik busway dan kereta ekonomi AC.

Alhamdulillah ya Allah Engkau berikan keinginan yang begitu sederhana dibenak anak-anak kami. Jadilah hari Minggu itu kami naik bus way dari halte Ragunan transit di halte Dukuh Atas untuk bertukar bus way jurusan kota. Kami turun di halte bunderan HI, jalan sedikit menuju Grand Indonesia. Aku menemani si sulung dan si tengah melihat air mancur yang memang menakjubkan sementara suamiku menemani si bungsu di “NEW YORK” main bom bom car.

Setelah puas berkeliling dan photo-photo, dengan menggunakan bus way kami berencana melanjutkan perjalanan ke museum Gajah. Akan tetapi karena waktu yang sudah terlalu sempit akhirnya kami dengan terpaksa membatalkan rencana tersebut dan terus menuju halte stasiun kota. Kami mampir makan mie ayam di pintu utara stasiun kota untuk mengganjal perut. Setelah dirasa cukup perjalanan ke Pasar Minggu kami lanjutkan dengan menggunakan kereta ekonomi AC.

Wajah anak-anak nampak riang gembira menikmati perjalanan hari itu. Tak terbersit sedikitpun rasa lelah di wajah mereka. Hanya dengan Rp 150.000,00 kami mendapatkan kebahagian yang tak ternilai …

Semoga pengalaman kami dapat menjadi inspirasi bagi keluarga lainnya.

Sabtu, 02 Januari 2010

Jamu Pengering mrs V


Beberapa bulan yang lalu saya ter-diagnosa memiliki penyakit darah tinggi. Selain meminum obat dari resep dokter, saya juga dianjurkan memakan buah mentimun untuk menurunkan tensi darah saya. Sudah menjadi rahasia umum bahwa bila makan mentimun berlebihan menyebabkan cairan berlebih pada mrs V yang mengakibatkan ketidak nyamanan pada saat berhubungan intim dengan suami. 

Namun saya memiliki resep turun temurun yang manjur untuk mengatasi masalah tersebut. Yaitu rebus buah pinang muda yang sudah dikeprek bersama beberapa lembar daun sirih hingga airnya menjadi 1/2-nya. Minum air rebusan tersebut setiap hari. Lebih bagus lagi jika dicampur dengan air kunyit asem.

Hasilnya selain cairan pada mrs V berkurang, mrs V juga "terasa" lebih legit dan harum. Coba buktikan!