Kamis, 10 Februari 2011

Merenungkan Kasih Sayang Allah ...


Ibnu Qudamah dalam salah satu karyanya berjudul At Tawwabin, menuturkan sebuah kisah menarik tentang kasih sayang dan pertolongan Tuhan. Ibnu Qudamah menyitir kesaksian orang yang mengalami kejadian nyata yang menakjubkan.Orang itu bernama Yusuf bin Husain. 

Dia menuturkan kisahnya: "Pernah suatu ketika aku bersama Dzun Nun Al Mishri berada di tepian sebuah anak sungai. Aku melihat seekor kalajengking besar di tempat itu. Tiba-tiba ada seekor katak muncul ke permukaan dan kalajengking itu kemudian naik di atas punggungnya. Kemudian sang katak itu berenang menyeberangi sungai.
Dzun Nun Al Mishri berkata, "Ada yang aneh dengan kalajengking itu, mari kita ikuti dia!"
Maka kami lantas menyeberangi mengikuti kalajengking yang digendong katak itu. Kami terperanjat ketika menjumpai seseorang tertidur di tepian sungai yang nampaknya habis mabuk. Dan di sampingnya ada seekor ular yang mulai menjalar dari pusar kemudian ke dadanya, kiranya ular tersebut hendak menggigit telinganya.
Kami lalu menyaksikan kejadian yang luar biasa. Kalajengking itu tiba-tiba melompat secepat kilat ke tubuh ular itu dan menyengat ular itu sejadi-jadinya, hingga sang ular menggeliat-geliat dan terkoyak-koyak tubuhnya.
 
Dzun Nun lalu membangunkan anak muda yang habis mabuk itu. Sesaat kemudian anak itu terjaga. Dzun Nun berkata, "Hai anak muda, lihatlah betapa besar kasih sayang Allah yang telah menyelamatkanmu. Lihatlah kalajengking yang diutus-Nya untuk membinasakan ular yang hendak membunuhmu!"
Lalu Dzun Nun menasehatinya,"Hai orang yang terlena, padahal Tuhan menjaga dari marabahaya yang merayap di kala gulita. Sungguh aneh, mata manusia sanggup terlelap meninggalkan Tuhan Yang Maha Kuasa, yang melimpahinya berbagai nikmat."
Setelah itu, pemabuk itu berkata, "Duhai Tuhanku, betapa agung kasih sayang-Mu sekalipun terhadapku yang durhaka kepada-Mu. Jika demikian, bagaimana kasih sayang-Mu kepada orang yang taat kepada-Mu??"
Pemuda pemabuk itu lalu meniti jalan menuju Allah. Ia seringkali menangis setiap kali teringat masa lalunya yang sia-sia. Ia terus meniti jalan Allah yang lurus, jalan untuk orang-orang yang diberi nikmat sejati oleh Allah."

Kisah kalajengking yang diutus Allah sesungguhnya bisa terjadi kepada siapa saja dan kapan saja. Mungkin kita tidak menyadari, Allah telah mengutus "kalajengking" untuk menyelamatkan kita dari "ular" yang hendak membinasakan kita.

Kalajengking penyelamat itu bisa berbentuk hal yang bermacam-macam, dan ular yang hendak membinasakan kita juga bentuknya macam-macam. Bahaya itu bisa saja hutang yang menumpuk, yang sangat mengancam dan siap membinasakan. Terkadang orang yang memiliki hutang menumpuk malah terlena dan sama sekali tidak sadar kalau dia sedang dililit ular yang sangat besar. Persis seperti pemuda mabuk tadi. Atau ia sadar dililit ular besar dan pasrah sepenuhnya siap untuk binasa, sebab sudah tidak bisa berbuat apa-apa. 

Dalam kondisi kritis, berulang kali Allah menjaga hamba-Nya. Orang yang hutangnya menumpuk itu diberi jalan keluar oleh Allah. Berbagai macam cara Allah mengirimkan "kalajengking" penyelamat itu. Bisa jadi ada teman lama yang mendengar beritanya dan berkenan membantu menyelesaikan hutang-hutang tersebut. Bisa jadi Allah membuka peluang bisnis baru yang dengan itu ia bangkit lagi dan mampu menyelesaikan hutang-hutangnya. Ada bermacam-macam sebab tapi pada dasarnya Allah lah yang mengatur semuanya. 

Cobalah sejenak kita ingat-ingat sejarah hidup kita. Berapa kali sudah Allah mengirimkan "kalajengking" yang menyelamatkan hidup kita? Berapa kali sudah Allah menolong kita saat dalam kesusahan dan kesempitan mendera? Kalau kita jujur, pastilah berkali-kali. Bahkan kalau kita mau jujur, setiap saat Allah melindungi kita dalam perlindungan yang tidak kita sadari.

Pertolongan dan kasih sayang Allah di dunia ini tidak hanya untuk orang-orang yang taat saja. Tapi juga untuk mereka yang bermaksiat. Contohnya adalah pemuda pemabuk tadi. dia tetap diselamatkan oleh Allah. Semestinya kasih sayang Allah yang demikian itu mampu membuat siapapun insyaf dan terjaga. Yang sudah taat semakin taat kepada Allah. Karena ketaatan kepada Allah itu sendiri merupakan bentuk kasih sayang Allah. Dan bagi yang belum taat, semoga segera insaf bahwa ia masih hidup dan bisa bernafas di dunia ini karena dilindungi oleh Allah.

Semoga kisah di atas bisa menjadi sedikit perenungan dan pengingat kita tentang segala kasih sayang Allah kepada kita. dan membuat kita semakin bersyukur dan taat kepada-Nya. insyaAllah....amin....

(Sumber : Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy dengan sedikit tambahan dari millis sebelah ... )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar