
Buat saya, reuni adalah sebuah piknik ke masa lalu dan membangkitkan ingatan-ingatan lama tentang segala hal. Mungkin, secara sederhana dapat saya katakan bahwa reuni dapat membangkitkan kenangan akan pengalaman dari masa lalu dan dulu, tidak semua dari pengalaman itu kita hadapi secara dewasa. Reuni membuat kita punya peluang untuk ingat atau mengingat-ingat segala apa yang pernah kita hadapi secara tidak dewasa di masa lalu, dan – dalam semangat tulisan ini - bertanya-tanya apakah semua itu menorehkan ‘bekas’ yang masih kita bawa sampai hari ini.
Uniknya, reuni itu membuat sebagian orang merasa nyaman dalam fiksasi (fixation) tertentu. Biasanya memang ada asumsi bahwa reuni adalah untuk mengenang masa-masa yang menyenangkan. Padahal kita bisa pertanyakan, apakah masa lalu itu selalu menyenangkan buat semua orang? Atau apakah reuni itu hanya pantas dilakukan bila masa lalu dari sejumlah orang itu sama-sama dipersepsi sebagai menyenangkan?
Bagi seorang individu tertentu, mungkin saja reuni adalah sebuah potensi ancaman. Seseorang bisa saja datang, tapi mungkin ia akan pasang kuda-kuda dalam dirinya. Yang lain, mungkin memutuskan tidak akan datang karena yakin bahwa masa lalu benar-benar masih hidup dan masih memiliki potensi untuk mempengaruhi state of mind yang sekarang.

Bukannya reuni itu adalah sebuah acara untuk bersenang-senang ? Ya betul, tapi apa hanya itu satu-satunya makna dari sebuah reuni ? Reuni adalah sebuah kesempatan untuk melakukan konfrontasi pada konflik-konflik batin yang berkaitan dengan persepsi pada orang atau peristiwa, serta pengalaman dari masa lalu. Karena seharusnya kita berkembang menjadi semakin dewasa dengan meninggalkan hal-hal yang buruk dari masa lalu dan sepenuhnya melepaskan diri dari ‘sampah-sampah perasaan’ yang mungkin masih tersisa. Tidak ada seorang pun yang mengatakan bahwa ini akan mudah. Memerlukan keberanian, dan ini hanya bisa berlangsung pada taraf individu, tidak bisa diangkat ke permukaan. Dengan datang ke acara reuni, kita membiarkan diri kita menghadapi kemungkinan munculnya ingatan-ingatan dari masa lalu atau adanya reaksi / respon dari orang lain yang tidak menyenangkan, tapi bersamaan dengan itu membuat kita menjadi saksi bahwa segala yang mungkin tidak menyenangkan itu boleh jadi ternyata relatif saja, tidak seintens yang kita bayangkan selama ini, atau malah barangkali sudah berubah sama sekali. Kalau ternyata itu semua tidak bisa datang dari orang lain, maka diri kita sendiri yang harus melakukannya, mereevaluasi semuanya. Apakah cara pandang kita dulu tentang segala sesuatunya akan masih sama dengan yang sekarang ? Kita tidak akan tahu apa yang bisa terbangkitkan pada perasaan kita di acara reuni, tapi itu adalah kesempatan untuk berdamai dengan diri sendiri.

Semua orang pasti punya masa lalu, tapi tetap saja barangkali reuni itu tidak untuk semua orang. Tidak ada yang mengatakan baik atau buruk, karena ada suatu masa dalam hidup kita – betapapun itu sungguh berat – kita mesti bertanggungjawab untuk diri sendiri. Maka datang atau tidak-datang ke sebuah acara reuni adalah kebebasan untuk semua orang.
Tryon Edwards (1809 – 1894), mengatakan : Every parting is a form of death, as every reunion is a type of heaven (setiap perpisahan adalah suatu bentuk kematian, seperti halnya setiap reuni adalah sejenis surga).
Terdedikasikan untu seluruh teman-teman:
1) Alumnsi SMEA Negeri 4 tahun 1988 Pejaten Jakarta (khususnya jurusan akuntansi - love u all)
2) Alumni SMEA N 4 JKT (SMK N 8 JKT)
3) EKSDI (khususnya ex PT Aji Satria Sena Karya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar