Selasa, 21 September 2010

Kawah Putih, Ciwidey: Kolam Dewi Khayangan

Bagaimana pun propinsi Jawa Barat, tidak pernah membosankan, terutama kota Bandung. Liburan beberapa waktu lalu dimanfaatkan bersama teman – teman kantor pergi ke kota Bandung, salah satunya kami mengagendakan akan pergi ke Kawah Putih. Malam hari kami tiba di Kota Bandung langsung menuju hotel untuk istirahat. Besok paginya, setelah sarapan pagi kami langsung menuju Kawah Putih.

Objek wisata Kawah Putih terletak di Ranca Bali, sekitar 44 km dari kota Bandung, tepatnya di desa Sugih Mukti kecamatan Pasir Jambu. Apabila menempuh perjalanan sejauh 46 km dari Soreang menuju Ciwidey, akan sampai pada objek wisata Kawah Putih. Untuk menuju Kawah Putih disarankan menggunakan kendaraan, jangan berjalan kaki karena jalan yang agak menanjak dan cukup jauh, yaitu sekitar 5 km dari pintu masuk.

Menurut data, kawah putih adalah sebuah danau kawah dari gunung Patuha dengan ketinggian 2.434 m dpl. Selain Kawah Putih, masih terapat sebuah kawah yang bernama Kawah Saat dengan ketinggian 2.194 m dpl dan terletak di puncak bagain barat gunung Patua. Karena di danau kawahnya memiliki kandungan belerang sangat tinggi, pada jaman dulu sempat dibangun pabrik belerang dengan nama Zwavel Ontgining Kawah Putih. Pada jaman Jepang, usaha tersebut dilanjutkan dengan nama Kawah Putih Kenxaka Gokoya Ciwidey yang langsung berada di bawah penguasaan militer.

Hari tersebut kami isi dengan berfoto-foto di sekitar lokasi yang mengagumkan ini dan bersenda gurau di kawah yang bak surga ini. Serasa di dunia lain, mungkin berada di dunia dewa dewi.Sempet berpikir ini mungkin tempatnya Dewi Khayangan ngelamun..atau jalan-jalan sambil makan kacang dan buah2an diringi musik kecapi..hehehe..,Tak terasa, waktu telah menjelang sore, hujan pun turun. Sayang sekali, kami harus segera angkat kaki dari sana. Pengalaman yang tak terlupakan. Liburan nanti pasti datang kembali kesini.

Menuju ke Kawah Putih

Sejak tahun 1987 PT. Perhutani (Persero) Unit III Jabar dan Banten mengembangkan kawasan Kawah Putih ini  menjadi sebuah objek wisata. Untuk tiket masuk areal objek wisata Kawah Putih, setiap orang dikenakan biaya Rp 10.000,00, sudah termasuk premi asuransi. Objek wisata Kawah Putih dibuka mulai pukul 07.00 dan tutup pada pukul 17.00, setiap hari Senin sampai dengan Minggu. Fasilitas bagi pengunjung di sekitar Kawah Putih sudah cukup memadai dengan adanya areal parkir, transportasi transit menuju kawah, pusat informasi, mushala, dan warung-warung makanan.

Untuk menuju ke sana, pengunjung dari Jakarta dapat melewati tol Cipularang terus menuju pintu keluar tol Kopo menuju Soreang ke arah selatan ke kota Ciwidey. Sekitar 20 - 30 menit dari kota Ciwidey terlihat tanda masuk menuju gerbang masuk objek wisata Kawah Putih yang ada di sebelah kiri jalan. Untuk menuju Kawah Putih dari gerbang masuk kawasan objek wisata Kawah Putih disarankan menggunakan kendaraan, jangan berjalan kaki karena jalan yang agak menanjak dan cukup jauh, yaitu sekitar 5,6 km atau sekitar 10 - 15 menit dengan kendaraan. Kendaraan pribadi dapat langsung menuju tempat parkir luas yang tersedia tidak jauh dari kawah. Sementara pengunjung dengan rombongan besar yang menggunakan bis, atau transportasi umum dapat menggunakan kendaraan khusus yang ada di areal parkir dekat gerbang masuk untuk mencapai kawah dari pintu masuk. Kondisi jalan yang kecil dan menanjak tidak memungkinkan untuk dilalui kendaraan jenis bis besar maupun sedang.

Transportasi umum menuju Ciwidey dari Bandung dapat ditemui di Terminal Kebun Kalapa maupun Leuwi Panjang. Setelah sampai di Kota Ciwidey maka perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan angkutan pedesaan tujuan Situ Patengan. Angkutan pedesaan yang menuju Situ Patengan ini melintasi objek-objek wisata yang ada di kawasan Ciwidey yaitu Perkebunan Strawberry, Kawah Putih, Ranca Upas, & kolam renang air panas Cimanggu. Untuk dapat menjelajahi dan menikmati keindahan alam kawasan Ciwidey dan sekitarnya rasanya tidak cukup hanya satu hari.

Jumat, 17 September 2010

“LOVE 3 ANGLE” (Cinta Segitiga) Sebuah Romansa Penuh Dilema

Jika ... dia cintaimu
melebihi cintaku padamu
Aku pasti rela untuk melepasmu ...
walau ku tau ku kan terluka

Jikalah ... semua berbeda
kau bukanlah orang yang kupuja
Tetapi hatiku telah memilihmu
walau kau tak mungkin tinggalkannya

Jadikan aku yang kedua,
Buatlah diriku bahagia
Walaupun kau ... takkan pernah
Kumiliki selamanya ...
(Song by Astrid – Jadikan Aku Yang Kedua)


Menurut sang penyanyi ... sebenarnya lagu ini adalah sebuah lagu melow yang dinyanyikan dengan penuh keceriaan.  Nah ... semangat  untuk tetap ceria dibalik kisah melow sebuah dilema kehidupan itulah yang membuat lagu diatas belakangan sering saya putar ... putar dan putar lagi.  Secara ... kehidupan rumah tangga saya  sedang mengalami kisah melow-dramatis pula. Paling tidak saya berharap setiap mendengar lagu ini saya tetap bersemangat dan selalu ceria memandang hidup yang hanya sekali ini.

Padahal konon ... para ibu membenci lagu Jadikan Aku Yang Ke Dua karena didalam syairnya menggambarkan sedikit unsur mendukung  polygami.
Semangat para ibu yang begitu mencintai para suami mereka inilah, yang kemudian menggelitik saya untuk membuat sebuah tulisan bertema sedikit banyak tidak jauh dari lagu mbak Astrid diatas.  Dilema kisah cinta segitiga atau bolehlah saya meminjam istilah lebih serius “LOVE TRIANGLE”. Kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah Cinta Segitiga.


Sebelum saya melanjutkan tulisan ini, sebelum saya nanti akan menuai banyak protes. Baik dari Anda yang merasa sebagai korban maupun Anda yang merasa sebagai wanita atau pria idaman lain.  Saya anggap perlu untuk disampaikan, bahwa dalam membuat tulisan inipun saya sesungguhnya mengalami "problematika dilematik".  Menyoal mengenai  hati dan perasaan,  itu adalah sisi yang luar biasa sensitif dari sesosok mahluk Allah bernama manusia.  Sebagai penulis, tidak mudah bagi saya untuk memutuskan dari sudut pandang siapakah tulisan ini hendak saya buat. Dari sudut pandang Anda yang merasa sebagai korban? Ataukah dari sudut pandang Anda sebagai wanita atau pria idaman lain?  Kalapun akhirnya saya memutuskan untuk menulisnya dari sudut pandang yang senetral mungkin, saya tetap harus merasa perlu untuk meminta maaf kepada Anda yang merasa sebagi siapapun dalam jalinan kisah cinta segitiga bermuda.  Maaf apabila dalam tulisan saya ada hal yang kurang berkenan di hati Anda (siapapun peran Anda).



Awalnya saya berpikir bahwa kisah cinta segitiga adalah sebuah tema yang hanya populer dalam panggung dunia hiburan semata.  Ternyata era globalisasi dan modernisasi saat ini turut pula mempengaruhi media dalam mengekspos sebuah tema berita.  Sehingga membuat saya jadi agak melek wawasan. Kemudian saya menjadi tahu bahwa ternyata dalam masyarakat kita kasus love triangle ini sudah sekian lama menjamur.


Sayangnya, media masa yang ada hanya gencar menyoroti sebuah penyelesaian cinta segitiga  dengan solusi yang (maaf) menurut saya sangat keliru dan berlebihan. Media masa hanya gencar menyoroti sebuah penyelesaian cinta segitiga yang melow dramatik.  Dimana salah seorang diantaranya harus berujung dengan maut. Harus seperti inikah? Sementara kita adalah sebuah bangsa yang terkenal mengedepankan musyawarah dan mufakat dalam setiap permasalahan.  Penyelesaian yang (maaf lagi) menurut saya sangat tidak Pancasilais. 


Bukankah karena alasan moralitas, sebenarnya polygami perlu dipertimbangkan sebagai salah satu jalan keluarnya? Konklusinya adalah semua harus saling sadar bahwa hidup ini sebagai jembatan untuk mencapai sebuah kesempurnaan, sehingga masing-masing bisa memacu yang lain untuk bisa sampai pada kesempurnaan.  Insya Allah saya akan memberikan pembahasan perihal polygami ini secara khusus dalam tulisan saya berikutnya.  Kembali menyoal kisah cinta segitiga sebuah romansa penuh dilema ... 


Nampaknya emosi memang langsung angkat bicara dalam soal cinta segitiga.  Akibat sakit hati yang luar biasa dan tak tertahankan! Kalau kita ambil benang merahnya, di dalam cinta segitiga memang ada seseorang yang tersakiti dan menyakiti. Bagi yang tersakiti, sangatlah manusiawi kalau reaksi yang timbul adalah rasa amarah. Namanya juga sakit hati! Namun, kalau selanjutnya sikap dan tindakannya jadi berlebihan, itu kembali pada pribadi masing-masing. Kembali pada nilai-nilai yang dianut oleh orang tersebut, kembali pada pemaknaannya terhadap komitmen yang telah disepakati bersama dengan pasangannya, serta kembali pada bagaimana cara dia untuk mengatasi sebuah situasi emosional.


Untuk Anda yang merasa sebagai wanita atau pria idaman lain dalam sebuah kisah cinta segitiga. Jatuh cinta dengan seseorang yang telah memiliki hubungan primer atau perkawinan dengan orang lain pastilah pengalaman yang paling membuat Anda menderita dan juga menyiksa dalam hidup Anda, walaupun pada saat yang bersamaan romansa ini tampak begitu indah.


Anda merasa menderita dan tersiksa, karena posisi Anda sulit untuk menghentikan atau mengubah segala situasinya menjadi seperti apa yang Anda inginkan. Seolah-olah Anda sedang menaiki sebuah roller-coaster, satu saat akan naik dan Anda merasa memiliki cinta yang begitu mendalam melebihi dari kisah kasih yang pernah  Anda alami sebelumnya, setelah itu akan turun dengan tiba-tiba dan saat itu terjadi Anda akan merasakan keputus asaan melebihi dari yang pernah Anda rasa.
Pengalaman indah karena seolah memiliki sebuah ikatan magis yang sangat istimewa di antara Anda berdua.  Anda seolah memiliki hubungan yang sempurna dan ideal bersama belahan jiwa Anda.  Sehingga perhatian dari orang yang Anda cintai dan cara dia memahami diri Anda membuat Anda merasa ... teramat bahagia.  Kala cinta datang melanda jiwa, nikmatnya luar biasa. Begitu damai, begitu indah. Sampai-sampai orang yang terlanda cinta terbuai dalam “cinta tiada logika”.


Terlepas dari keindahan  dalam hubungan itu,  Anda tetap saja akan sangat menderita.  Mungkin Anda menyangka bahwa  Anda mampu mengatasi segala situasi yang tidak mengenakan yang mungkin akan terjadi belakangan hari. Tapi fakta sering kali berbicara sebaliknya! Diamuk habis-habisan oleh pasangan primernya,  itu sudah pasti. Belum lagi lama kelamaan Anda akan makan hati, karena pada dasarnya tidak ada satu orang pun yang suka jadi “ban serep”.  Jadi ... pikirkan lagi baik-baik keputusan untuk menjalin romansa cinta segitiga.

Cinta memang bukan logika dan memang bukan milik manusia tapi kita bisa berusaha menjadi salah satu manusia yang dititipi cinta oleh Sang Pemilik cinta.  Dan belajar dari pengalaman orang lain bukanlah hal yang buruk. Lagi–lagi seperti kata orang bijak ”Apabila semua tempat adalah sekolah maka semua orang adalah guru”.


Hiasilah hidup kita dengan cinta karena hanya dengan cinta hidup kita jadi lebih berarti bagi orang – orang di sekeliling kita, bisa dimulai dengan cinta terhadap kita sendiri. ”Cinta tidak melemahkan, justru menguatkan, cinta akan membuat hidup jadi lebih bercahaya” begitu kata Buya Hamka. Mudah – mudahan tulisan ini dapat memberi inspirasi bagi setiap orang yang membacanya terutama bagi saya sendiri.


Special thanks to:
·       My “3 best friends” for the story of your life
·       Some One That I Love ...
Thank you for your sweetest love

Kamis, 02 September 2010

Kado Ulang Tahun

Kadang aku berpikir..
Mengapa Kau dan aku
Tak pernah bertemu pada satu ujung jalan
Adakah karena aku berlari
Ke arah yang salah

Atau memang jalan ini masih terlalu panjang
Untuk kutemui sebuah ujung
Bukan kejenakaan kebandelanku
Ketika aku mencoba berlari
Dari kasihmu dari rencanamu dari cintamu
Dari rindumu

Tapi rasa penasaran
Telah membawa aku
Pada kelokan bercabang
Bermuara
Pada ujung
Yang tak kelihatan

Mungkin sebenarnya tak perlu kutanyakan
Mungkin juga tak perlu kau jawab
Karena di dasar jiwaku
Masih ada suaramu memanggil

Hanya aku
Menunggu kulminasi
Dari lelahnya perjalanan
Ingin bertemu kau lagi,
Entah kapan ...

Banyak ... bahkan teramat banyak kisah serta kejadian dalam kehidupanku yang sangat menarik untuk dijadikan tema tulisan buat Anda.  Namun dari sekian banyak kisah dan kejadian, ada satu hal yang paling menggoda untuk ku jadikan tema.  Karena sebulan belakangan hal itu seolah selalu mencubiti urat-urat syaraf di otakku sehingga membuat aku selalu dan terus tergugah untuk memikirkannya yaitu sebuah KADO ULANG TAHUN.  Bukan memikirkan kado apa yang akan ku dapat saat ulang tahunku di bulan Oktober mendatang.  Melainkan apa yang tepat untuk kuberikan sebagai kado di ulang tahunnya nanti.  Mohon maaf, Karena satu dan lain hal aku tidak akan memaparkan indentitas dirinya kepada Anda disini.  Walaupun aku yakin beberapa dari Anda mampu menebak dengan pasti siapakah gerangan – dia – bahkan mungkin Andalah – dia – yang aku maksud ...

 “Dia” walaupun terlalu terlambat buat aku sadari, adalah termasuk salah seorang yang istimewa dalam kehidupanku. Karena rupanya “dia” telah begitu lama bersemayam dalam satu ruang di relung hatiku. Centang perentang waktu telah membuktikan bahwa tidak ada seorangpun yang mampu membuatnya pergi ... bahkan setelah sekian tahun berganti.

Bila pada Anda kesempatan hanya datang satu kali, tidak demikian halnya buatku dan “dia”.  Kesempatan itu selalu datang, datang dan datang lagi.  Bila rasa cinta dan kasih sayang diantara dua insan lekang di telan waktu, namun diantara aku dan “dia” rasa itu justru semakin kuat seiring waktu berlalu.  Bila masalah mampu memisahkan dua insan yang telah disatukan, justru masalahlah yang membuat aku dan “dia” seolah enggan terpisahkan ... bahkan setelah sekian tahun berganti.        

Sebuah teori mengatakan,  usia 40 adalah masa dimana seseorang mengalami puber kedua, masa dimana seseorang mengalami perpindahaan tahapan dari dewasa menjadi tua,  masa  yang boleh dibilang banyak orang mengalaminya. Pada masa ini, sering kali pula seseorang terjebak dalam percintaan semu.  Semukah? Bahkan setelah sekian tahun berganti ... aku baru menyadari bahwa sesungguhnya namaku begitu indah tatkala “dia” yang menyebutnya?

Lukaku  pasca perceraian mungkin tidak akan sembuh secepat ini tanpa keberadaan “dia” yang setia melingkupi kehidupanku. “Dia” lah  yang selalu ada dan memberikan semangat serta perhatian kepadaku di saat menjalani hari-hari berat pasca perceraianku.  Bahkan etelah sekian tahun berganti ... dan itu terjadi lagi padaku ... “Dia” masih juga berkenan melingkupi kehidupanku dengan memberikan semangat dan perhatian yang tulus kepadaku.

Aku dan “dia” hanyalah wayang yang melakoni peran sesuai dengan kehendak Sang Dalang.  Oleh karenanya jangan tanyakan mengapa aku dan “dia” tidak berujung pada satu jalan? Jangan tanyakan mengapa aku kemudian seolah memilih untuk berlari dari kasih ... dari rencana ... dari cinta ... dari rindu ... yang “dia” miliki? Mungkin memang seharusnya tidak perlu dipertanyakan dan tidak perlu pula ada jawaban.  Karena hingga kini - bahkan setelah sekian tahun berganti - kasih ... rencana .. cinta ... dan rindu untukku masih terus “dia” pertahankan.

Namun ketika aku merasa inilah titik kuliminasi dari lelahnya perjalanan panjang kehidupanku, dan bertemu “dia” lagi.  Haruskah aku benar-benar memilih untuk berlari dan melakoni kembali perjalanan panjang kisah hidupku yang entah kapan mencapai ujung – sendiri- ?  Karena ternyata “dia”... bahkan setelah sekian tahun berganti ... masih tetap ada yang memiliki.

Seharusnya aku tak menunggu jawabnya ... karena seharusnya memang tidak perlu pula ada sebuah tanya. 


Kahlil Gibran:
Sesuatu yang telah diberikan, kita pikir itu MILIK kita
Sesuatu yang telah didapatkan, kita pikir itu MILIK kita
Sesuatu yang diperoleh, kita pikir itu adalah MILIK kita
Semua MILIK kita, PUNYA kita dan menjadi HAK kita

Tanpa kita sadari begitu terpisah darinya
Bagitu sakit rasanya
Begitu dalam penderitaaannya
Begitu besar kehilangannnya
Begitu dalam jurang kesedihannnya

Ia datang tanpa diundang
Ia pun pergi tanpa berbekas
Ia yang datand dan pergi semua bukan milik kita
Dan tidak perlu kita menderita karena melekatinya

Selagi bersama, berbahagialah
Selagi memiliki, hargailah
Selagi ada, rasakanlah

Sewaktu berpisah, kenanglah
Sewaktu pergi, relakanlah
Sewaktu kehilangan, lepaskanlah

Saat jodoh telah berakhir, relakanlah, lepaskanlah
Setiap orang terlahir di dunia ini dengan tangan kosong
Ketika perannya berakhir, sampai disanalah skenario kehidupannya

Note:
Alhamdulillah kita masih bisa melampaui tahun kesekian untuk bisa  “mensyukuri” bersama ulang tahunmu.



“Selamat Ulang Tahun” 
Terima kasih
Karena kau selalu ada untukku ...

Rabu, 01 September 2010

Air Terjun Coban Rondo

Sejarah Penamaan Coban Rondo
Kisah dibalik Air Terjun Coban Rondo,bermula dari sepasang pengantin yang baru saja melangsungakan pernikahan.Mempelai wanita bernama Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi, sedangkan mempelai pria bernama Raden Baron Kusuma dari Gunung Anjasmoro.Setelah usia pernikahan mereka menginjak usia 36 hari atau disebut selapan(bahasa jawa).Dewi Anjarwati mengajak suaminya berkunjung ke Gunung Anjasmoro,yang merupakan asal dari suami namun orang tua Anjarwati melarang kedua mempelai pergi karena usia pernikahan mereka baru berusia 36 hari atau disebut selapan.Namun kedua mempelai tersebut bersikeras pergi dengan resiko apapun yang terjadi di perjalanan.
Ketika ditengah perjalanan keduanya dikejutkan dengan adirnya Joko Lelono,yang tidak jelas asal-usulnya.Nampaknya Joko Lelono terpikat dengan kecantikan  dewi Anjarwati,dan  berusaha merebutnya.Akibatnya perkelahian antara Joko Lelono dengan Raden Baron Kusumo tidak terhindarkan kepada para pembantunya atau juga disebut punokawan yang menyertai kedua mempelai tersebut,Raden Baron Kusumo berpesan agar Dewi Anjarwati disembunyikan di suatu tempat yang terdapat di coban atau air terjun.Perkelahian antara Raden Baron Kusumo dan  Joko Lelono berlangsung seru dan mereka berdua gugur.Akibatnya Dewi Anjarwati menjadi seorang janda yang dalam bahasa jawa disebut Rondo.Sejak saat itulah coban atau air terjun yempat bersembunyi Dewi Anjarwati dikenal dengan COBAN RONDO.Konon batu besar di bawah air terjun merupakan tempat duduk sang putri yang merenungi nasib.
Lokasi Air Terjun Coban Rondo
Air Terjun Coban Rondo merupakan salah satu wana wisata yang dimiliki di kabupaten Malang.Terletak ±12 km dari kota Batu,atau tepatnya di Desa Pandansari kecamatan Pujon,dengan jarak tempuh setengah jam dari pusat kota Malang dengan mengendarai motor berkecepatan 60 km/jam.
Kondisi Fisik Air Terjun Coban Rondo
Kawasan wana wisata air terjun Coban Rondo berketinggian 60m.Jalan masuk menuju lokasi sudah beraspal,sehingga sangat memudahkan wisatawan apabila ingin mengujungi obyek wana wisata ini.Kita juga dapat melihat panorama kota Batu,aneka tanaman toga,aneka satwa serta penginapan yang saat ini sedang dalam tahap pengerjaan.
Pegunjung Air Terjun Coban Rondo
Air Terjun Coban Rondo biasanya ramai dikunjungi wisatawan pada hari minggu dan hari-hari libur.Serta kebanyakan pengunjung adalah para remaja.
Fasilitas
Banyak fasilitas yang tersedia didaerah air terjun Coban Rondo antara lain;Out Bound management training,terdapat bumi perkemahan di alam bebas, atraksi gajah, penginapan dengan harga yang terjangkau, lintas sepeda gunung, lintas hutan indah